Penanganan Komprehensif

Stroke Handling & Terapi Pasca Stroke konsep Bobath

Rabu, 10 Oktober 2012

Terapi Bobath Fiso untuk Stroke


Metode Bobath pada awalnya memiliki konsep perlakuan yang didasarkan atas inhibisi aktivitas abnormal refleks (Inhibition of abnormal reflex activity) dan pembelajaran kembali gerak normal (The relearning of normal movement), melalui penanganan manual dan fasilitasi.
Konsep Bobath Terkini
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka konsep Bobath juga mengalami perkembangan dimana menggunakan pendekatan problem solving dengan cara pemeriksaan dan tindakan secara individual yang diarahkan pada tonus, gerak dan fungsi akibat lesi pada sistem saraf pusat.
Tujuan intervensi dengan metode Bobath adalah optomalisasi fungsi dengan peningkatan kontrol postural dan gerakan selektif melalui fasilitasi, sebagaimana yang dinyatakan oleh IBITA tahun1995.
“The goal of treatment is to optimize function by improving postural control and selective movement through facilitation.” (IBITA 1995
Tujuan yang akan dicapai dengan konsep Bobat:
  1. Melakukan identifikasi pada area-area spesifik otot-otot antigravitasi yang mengalami penurunan tonus.
  2. Meningkatkan kemampuan input proprioceptive.
  3. Melakukan identifkasi tentang gangguan fungsi setiap individu dan mampu melakukan aktivitas fungsi yang efisien “Normal”.
Fasilitasi specific motor activity .
  • Minimalisasi gerakan kompensasi sebagai reaksi dari gangguan gerak.
  • Mengidentifikasi kapan dan bagaimana gerakan menjadi lebih efektif.
Analisa tentang gerak normal (normal movement) menjadi dasar utama penerapan aplikasi metode ini. Dengan pemahaman gerak normal, maka setiap fisioterapis akan mampu melakukan identifikasi problematik gerak kepada setiap pasien/klien atas penyimpangan gerak akibat gangguan system saraf pusat.
Akibat adanya gangguan sistem saraf pusat (SSP) akan mengakibatkan abnormal tonus postural, dari abnormal tonus postural tersebut melahirkan gangguan atau abnormalitas pada umpan balik sensoris yang akhirnya memunculkan kompensasi gerak. Pada aktifitas gerak, maka tonus otot postural akan sangat menentukan efektifitas dan efesiensi gerak yang akan dihasilkan

sumber: infostroke.wordpress.com

Stroke Serangan Mendadak Penyebab Kematian (Kenali & Tangani)

Penyakit yang satu ini memberikan dampak kecacatan dan kematian pada peringkat teratas, dan pada saat ini dikenal sebagai momok menakutkan, tentu tiada lain dan tiada bukan adalah Stroke. Kondisi serangan mendadak pada otak (brain attack) adalah ciri khasnya. Tentu hal ini menjadi teramat penting untuk diwaspadai, mengingat dampak lanjutan yang ditimbulkan. Tidak terkecuali siapapun, dapat menjadi sasaran penyakit ini. Karenanya, kali ini Tim Redaksi melakukan wawancara dengan dr S Saunderajen, SpS, Msi, Med -Spesialis Saraf di RS Meilia Cibubur mengenai hal tersebut. Simak hasil diskusinya mengenai Stroke berikut ini:

Apa itu Stroke dan penjelasan singkatnya?

Kondisi stroke adalah situasi dimana terjadi timbulnya defisit neurologik yang mendadak sebagai akibat dari adanya gangguan peredaran darah otak. Problem ini terkait dengan terganggunya kebutuhan untuk penyediaan darah ke otak yang menyebabkan kematian sel otak karena distribusi oksigen dan glukosa tidak dapat didistribusikan ke otak.

Bagaimana kondisi defisit Neurologik itu dirasakan?

Berkenaan dengan apa yang dirasakan oleh penderita, hal ini dapat dibagi menjadi 3 bagian yang saling berkait, diantaranya dalam fungsi motorik, fungsi sensibilitas dan keseimbangan. Dalam penjelasan yang sederhana untuk fungsi keseimbangan terjadi penurunan kesadaran dalam waktu sekejap dan dapat berujung pada kondisi koma.

Sedangkan dampaknya pada fungsi motorik terbentuk dalam wujud kelumpuhan, dimana gejala yang paling awal disadari oleh pasien adalah kelumpuhan separuh badan, wajah yang tidak simetris dan kesulitan dalam berbicara secara jelas. Pada sisi lain, untuk fungsi sensibilitas ada situasi seperti mati rasa, baal (kulit serasa tebal), pingsan (black out) hingga terjadinya kebutaan.

Apa yang menyebabkan Stroke dan defisit Neurologik itu terjadi?

Secara umum, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan pada pembuluh darah, atau dikenal sebagai aterosklerosis. Hal ini membuat gangguan pada sistem peredaran darah ke otak, dimana terdapat 2 jenis kategori yaitu Stroke Non Hemoragik (terdapat sumbatan) maupun Stroke Hemoragik (pendarahan) dengan lokasi yang terdapat pada fungsi otak secara keseluruhan.

Terdapat berapa Tingkatan dari Serangan Stroke?

Sebagaimana fase perjalanan penyakit Stroke, maka terdapat tingkatan dari serangan sementara hingga permanent. Dimulai dengan TIA (Transient Ischemic Attack) dimana kondisi defisik neurologik akan menghilang dalam waktu kurang dari 24 jam. Kemudian dapat berupa RIND (Reversible Insufficiency Neurological Deficits) yang umumnya akan menghilang dalam waktu 14 hari (2 minggu). Sampai pada puncaknya adalah Completed Stroke dengan dampak yang bersifat menetap.

Apa yang menjadi pemicu dan faktor resiko dari Stroke?

Banyak hal, namun biasanya digolongkan menjadi 2 bagian besar yakni faktor resiko yang tak dapat dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin, ras atau etnik sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain adalah: Hipertensi, Penyakit Jantung, Diabetes Melitus, Hiperkolesterolemia, merokok, alkoholik, pengunaan narkotika, kegemukan berlebihan (obesitas).

Khusus untuk Jantung, disamping penyakit jantung koroner yang dapat menjadi faktor resiko dari Stroke adalah problem gangguan irama jantung, gangguan katup jantunjg dan gagal jantung.

Seberapa besar faktor resiko tersebut menjadi pemicu dan penyebab Stroke?

Untuk hal tersebut perlu dipahami dalam korelasi yang ilmiah berdasarkan hasil penelitian, dan dapat diterangkan seperti ini: bila Anda merokok maka nilai faktor resiko relatif atas potensi Stroke adalah 2x, sedangkan bila memilik problem Diabetes maka resiko relatif berkisar 2-4x, bila terdapat problem Hipertensi maka nilai resiko relatif bertambah menjadi 6x dan pada akhirnya bila pernah menderita Stroke sebelumnya maka nilai resiko realtifnya berkali lipat menjadi 10x.

Dengan begitu maka yang harus dimaknai adalah penanganan atas Stroke perlu dilakukan secara komprehensif, agar dapat mengatasi masalah terkait lainnya yang menjadi sumber penyebab terjadinya Stroke.

Kiranya sebaiknya pencegahan yang dilakukan seperti apa?

Tidak terdapat hal yang spesifik dalam pencegahannya, namun yang terpenting adalah melakukan penguasaan atas faktor resiko atau dikenal sebagai istilah Primary and Secondary Prevention. Hal ini termasuk diantaranya perubahan gaya hidup yang sehat, perbaikan mental dari stress serta tentu pengobatan medis.

Apakah masih terdapat harapan dari Resiko Stroke?

Yang perlu dipahami adalah stroke bisa terjadi kapan saja, namun yang perlu kita lakukan adalah menghindari faktor resiko yang menjadi pemicu dan penyebab. Oleh karena itu disebutkan bahwa mencegah stroke adalah berfokus pada pencegahan terjadinya.

Nah, pemahaman akan stroke beserta dengan resikonya tentu menjadi sebuah modal dasar untuk bertekad dalam mencegah. Disamping itu perlu ada lingkungan yang mendukung, seoerti perhatian terhadap penderita maupun tetap memberikan semangat setelah serangan stroke terjadi.

Bagaimana gaya hidup Sehat dapat diterapkan?

Tentu dengan menerapkan pola makan yang sehat, berhenti merokok maupun konsumsi alkohol serta narkoba, kemudian lakukan olahraga teratur dan hindari kecemasan. Dalam bahasa yang sangat sederhana kita perlu mengingat POIN yakni P: Pikiran tenang, O: Olahraga teratur, I: Istirahat cukup, N: Nutrisi seimbang. Dengan demikian, kita telah mereduksi potensi resiko Stroke melalui kebiasaan sehat.